Kucurlah-kucur metariku
Dengan hangat sinarmu
Mandikan aku warna emasmu
Serupa bulir padi yang menguning
Lalu kupaslah-kupas
Lapis demi lapis kulitku
Hingga tampak sari pati jiwaku.

Cahayaku-cahayaku
Merambatlah sampai ke sukma
Seperti kedip lilin
Menerangi jeru batin.

Ada sungai doa mengalir mengairi diri
Tumbuhkan rimbun pohon nabi
Ada mulut menjadi pintu neraka
Perut menjadi neraka
Tahi adalah anginnya neraka
Dan kata-kata hilang makna
Ketika jantung suwung dari bunyi asalnya.

Cahayaku-cahayaku
Mekarkan kuntum jiwaku
Tebarkan wangi hati puisi
Dalam samudra laku
Kalbuku sang pemandu sejati
Terangilah
Sinarilah
Hingga dadaku bergemuruh
Lillah
Lillah
Lillah.

Oleh:

Alina Sukesi
Madiun, Jawa Timur, Indonesia.

TAMAT.