bagi GM dan SDD serta SCB

di sebuah negeri gerimis telah menjadi batu dengan sederhana seperti guci yang retak
abadi serupa dukaMu yang menyerpih tiba-tiba angin meniup di beranda membawa
bersama separuh musim kapal kertas di kolam dijatuhi daun-daun
luka melankoli nyanyian kebangsaan yang perih segobang demi segobang menutup aquarium
di kota-kota megapolitan dunia gerimis telah menjadi batu matanya ikan yang jatuh Bersama
sauh serupa sihir hujan yang makin dalam tertelan menetes airmata tanah air bukan sepi sapa
sebelum Parikesit menutup babad jaman yang ngilu sembilu minta kucing satu tuhan
dan orang-orang tak ingat lagi jalan pulang sebelum awan menjadi hujan bulan Juni

api asmara menggolak tungku hutan di pinggir pantai penyu
usai tereja suara bening menuntun ke labirin makna terbuka
ranting muda malam merenda menikam menyimpan telur masa depan
berdebat perut rembulan setengah bugil tertara berkerucut runcing

kapal pun oleng merapar ke akanan pantai kelipat jarak mendekat
hilang dibalut mega pelangi melengkung menusuk semak perdu liar
tersapu menyungkup pucuk ranting musim berbunga ungu tua beruban
angin gaib meluruhkan kelopak wangi pengantin janggut Santa merah marun
tercekat ngungun pandang mata angin tenggara rimbun belantara
di ruang gelap dengung percakapan tak mudah termakna
bayangan menyatu hitamnya sekat-sekat perbincangan
desah hentakan langkah nanar mencari sumber
menyapa sunyi berpagut senyap senja luruh di susut samar mata
guyuh diksi mendaki imaji gerimis perbukitan menjaring angin selat
dilipat jarak waktu menjarum dikotakkan menjadi lansia tertera di kartu
menusuk imaji puisi kereta api didiskon seperlima ke kota tujuan
layak mengantri tunjangan hidup naik

Oleh:

Cunong Nunuk Suraja.
Sandusky, Ohio 2021.

TAMAT.