xxxxx

KE LUAR ANGKASA

ANTOLOGI PUISI
Abdul Jalal

© eSastera Enterprise

xxxxx

BIODATA PENULIS

Abdul Jalal, seorang muda yang terasing di pesantrennya. Ketakjelasan yang ditekan supaya maju dan berkembang dalam hidupnya oleh masyarakat, keluarga, dan sahabatnya. Berusaha bergejolak sendiri di dalam kegalauan. Meskipun rintihan kepedihannya selalu menyandung kepada sosok pembimbingnya. Para Abah, pengampu pesantren yang selalu menjadi tumpuan. Dalam rentang waktu yang singkat, ia telah melahirkan banyak karya. 

Abdul Jalal nama aslinya, lahir di Tangerang pada tanggal 31 Agustus 1997. Ia Sarjana Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Cipasung. 

Telah mempublikasi 23 buku di antaranya Cerpen, Novel, Puisi, dan tukilan kitab. 

A Jalal adalah anak ke-10 dari pasangan H. Mulyadi dan Hj. Maswiyah. Secara formal, pendidikan dasarnya diawali dari SDN Sangiang IV, SMPN 1 Sepatan Timur, MA Minhajut Thalibin Jakarta Barat, dan SMA Al-Multazam. Kehausannya akan ilmu-ilmu dan pengalaman agama ditempuhnya melalui pendidikan non formal di Pondok Pesantren Raudhatul Mubtadiin, Majlis Ta’lim Attaqwa, Pondok Pesantren Fathul Hidayah 7. Pondok Pesantren Nurul Hasanah Selebu Cipasung di Tasikmalaya, Pon-Pes Nurul Hikmah Sukarame, Tasikmalaya. Pasaran di Pon-Pes Nurul Anwar Pintu Kapuk Tangerang. Pesantren di Al Wardayani, Pengodokan Tangerang. Lalu sekarang di Fathul Hidayah As’Sab’ah Sarakan-Tangerang. 

Abdul Jalal juga meluangkan waktunya untuk berorganisasi sebagai Ketua Umum di Himpunan Mahasiswa Tangerang Wilayah Priangan Timur, Ketua Sastra di Komunitas Menulis IAIC, dan komunitas Gusdurian Tasikmalaya. Sejak SD kelas 5 dan 6, A Jalal sudah menorehkan bakat prestasinya menjadi terbaik 1 di kelas, begitu pula jenjang SMP dan SMA tetap menjadi yang terbaik. 

Organisasi merupakan rumah keduanya. Sejak SMP di Perguruan OCC, Pangastuti Tangerang, lalu ketika SMA di Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia Jakarta Barat. Mendirikan KM-TNG (Komunitas Menulis Tangerang). 

Karya-karya tulisnya termuat di dalam kumpulan buku dan videografi, di samping mengikuti lomba menulis dan pernah mendapat anugerah Milenial Banten 2017 oleh Dewan Kesenian Banten. Kegalauan mungkin harus dilewatinya dalam proses yang panjang di dalam bimbingan para Abah Kiai di Pesantren. Berikut karya-karya A Jalal yang telah dipublikasi secara mandiri:

Untuk Kenapa (Kumpulan Puisi) 2017, Kopi Pustaka.

Apa Kabar Hati (Novel) 2017, Kopi Pustaka.

Pernah Singgah (Quotes) 2017, Ujwart Media.

Untuk Hati Yang Bertuhan (Novel) 2017, Ujwart Media.

Pada Suatu Hari (Kumpulan Puisi) 2018, Kopi Pustaka.

Di Matamu (Kumpulan Puisi) 2018, Kopi Pustaka.

Ruang Rasa (Cerpen) 2018, Bumiayu.

Doa (Kumpulan Puisi) 2018, Gaksa Enterprise.

Aku Atau Saya (Novel) 2018, Gaksa Enterprise.

Ashfarun (Tukilan Kitab) 2018, Kopi Pustaka.

Kitab Putih Dari Bumi (Puisi) 2018, Kopi Pustaka.

Selesai (Novel) 2018, Kopi Pustaka.

Pendosa Nasional (Antologi Puisi) 2018, Kopi Pustaka.

Santri Juga Punya Perasaan (Kumpulan Puisi) 2019, Kopi Pustaka.

Tidak Semua Harus Dijelaskan (Catatan Harian) 2020, Kopi Pustaka.

Rinai Hujan (Antologi Puisi Bersama Sapardi Djoko Darmono) 2020.

Buku Puisi Cinta Paling Indah (Kumpulan Puisi) 2020, Kopi Pustaka.

Buku Ini Tidak Penting (Pengembangan Karakter) 2020, Kopi Pustaka.

Judulnya Kangen (Kumpulan Puisi) 2020, Kopi Pustaka.

Beberapa dari karyanya begitu berhasil memikat para pembaca, tidak jarang mendapat resensi dari kampus-kampus lain. Seperti Universitas Siliwangi-Tasikmalaya, Unipersitas Padjajaran Bandung dan lainnya. 

Penulis Biografi ini: M. Sakdillah (Author, Director, and Culture Activities).

PUISI

<JUDUL>

(13) Pergilah. (12) Tafsir Aneh. (11) Yang Tertinggal. (10) Untuk Kenapa. (9) Semusim Keluguan. (8) Menghilang. (7) Lagu Sunyi Baru. (6) Izinkan Aku Menjadi Penulis. (5) Tahun-tahun Kegilaan. (4) Pilihan Hidup. (3) Orang Lain. (2) Kepada Umi. (1) Pergi Ke Luar Angkasa Sejak 2019.

<PUISI>

13.
PERGILAH!

Mengusirmu dari hutan batu ini
sebab kau hanya seorang penyair,
kota seperti ini bukan untuk seekor burung ngoceh
Tetapi untuk kuda-kuda yang disalib di tiang besi
Untuk kerbau-kerbau yang dipaksa majikan
Untuk anjing-anjing yang suka menjilat

Pergilah ke hutan murni
Mengocehlah di sana; bersama kawanan burung
Tempat yang baik untukmu
Membebaskan hasrat; melepas suaramu
Yang indah
Dan tak mungkin dimengerti kambing
Apalagi anjing!

ABDUL JALAL HM, 2021

12.
TAFSIR ANEH

Bolehkan malam yang sepi berubah menjadi ledakan yang berisik, kata-kata ini telah lama kucari

Tapi belum kunamai sebagai apa

Seperti tak ubahnya kau; yang menjadi puisi yang tak kupahami bentuknya

Dan manakala kebahagaian kutulis

Apakah ada setan yang mengintip? Aku tidak ingin ada satu setan-pun tau;

Sebelum rahasia menjadi takdir

Kita perlu waktu untuk bersembunyi
Dan memutuskan batas mimpi

Adakah cinta yang bernama?
Boleh kutanya lagi?
Jika ada, beritakanlah.
Aku ingin melihat setiap yang ada dan tiada.

ABDUL JALAL HM, 2021

11.
YANG TERTINGGAL

Image result for images kaki melangkah

Jauh di tempat yang entah mengapa; ragaku terselip di persembunyian iman yang mati-matian.

Kaki dilumpuhkan, mata dibutakan, pendengaran ditulikan dan hati dikunci mati

Aku menghadapi diri; di kesendirian
berbicara ke dalam aku di sisi lain
Mengapa ini terjadi?
inilah persembahanku yang kutulis sebagai rahasia cinta paling sunyi

Seseorang telah menutup semua pintu pergi dunia-dunia yang lalu, yang entah siapa namanya

membawa menuju sendiri;
menuntun langkah kaki; aku seperti dirantai dari suatu ikatan paling erat dan menyatu di kedua sisiku; raga dan jiwa

Ah; siapa dia sebenarnya
terselip di antara sendiku
tiada lain ini pasti, Kekasih

Musim sekuntum bunga surgawi tumbuh; air membasuh yang nampak tak sesuci waktu.

10.
UNTUK KENAPA

Desir angin menitihkan hujan di sisiku langit kemudian mengalirkan cahaya redup

Telingaku hampir pecah, mendengar dentum guntur yang menyala menyambar menggelegar

Tapi orang-orang di sekitarku masih saja terus berbicara hidup dan kehidupan…
Harus bagaimana hidup? Aku tidak tau jawabannya

Suara siapa yang harus aku dengarkan?
Apakah suara Ayahku yang belum lama istirahat di kubur menunggu keberangkatan ke surga atau suara Ibuku yang sunyi kehilangan cinta ataukah suara-suara Kakak-kakaku yang mengalirkan hasrat orang-orang baru gede kemarin sore?

Apakah aku harus mendengar suara-suara guru-guruku? Yang mengajarkan cara membaca ayat suci dan ratusan kitab kuning dari bahasa jauh. Sementara puluhan guruku memegang bendera ormas yang berbeda saling mengaku benar…

Suara siapa yang harus aku dengarkan?
Apakah suara Ayahku yang belum lama istirahat di kubur menunggu keberangkatan ke surga atau suara Ibuku yang sunyi kehilangan cinta ataukah suara-suara Kakak-kakaku yang mengalirkan hasrat orang-orang baru gede kemarin sore?

Apakah aku harus mendengar suara-suara guru-guruku? Yang mengajarkan cara membaca ayat suci dan ratusan kitab kuning dari bahasa jauh. Sementara puluhan guruku memegang bendera ormas yang berbeda saling mengaku benar…

Ataukah aku harus mendengar suara-suara guru Seniman? yang telah lampau kehilangan hasrat hidup itu dan menyaksikan belenggu kenyataan setiap hari sebagai kejadian yang diabadikan dalam lukisan atau kata-kata indahnya… Sementara aku telah lama tidak yakin kepada pembicaraan-pembicaraan yang sangat idealis tapi dari pikiran yang menerka-nerka tanda yang sebenarnya bukan sebuah jawaban yang sepenuhnya benar mampu dibuktikan zaman….

Dan apakah aku harus mendengar suara kalian? Yang bahkan hidup dan mati saja kadang belum yakin. Bahkan yang jauh dari masa lampau sering dilupakan atau yang begitu dekat di tubuhmu dimaknai sebagai apa?
Gong-gong atau bisikan sunyi dari siang dan malam yang merintih?

Jujur… aku telah lama meninggalkan semua pertanyaan dan jawaban dan menuju langit tanpa peta yang kalian sebutkan. Terbang sendirian sambil mengingat cinta.

9.
SEMUSIM KELUGUAN

Jemari mengelus-ngelus sesuatu yang nampak seperti bianglala berwarna.

Aku seperti menaruh harap pada tiap jejak, seumpama seorang Ibu yang menyaksikan anaknya beranjak dewasa

keluguanku pada waktu yang memisahkan pengetahuan, tindakan dan juga pada yang nampak berkilau.

Tak mampu kuselamatkan
ketiadaan ini semakin ada
keberadaan ini semakin tiada
tiada ada, kedukaanku berperan, kehilangan aku.

Saat semuanya redup, kini
kutahu hanya engkau yang menyala di dalam sukma.

8.
MENGHILANG

Image result for images eyes in darkness

Suatu masa di malam yang belum tabah, kau dan aku menghitung ruas jemari, pada keiklasan menjadi gelap di dinding hatimu. Isya’ yang terbenam di kepalamu meninggalkan sayup dan waktu,

Kau dan aku sama-sama menghela nafas sebelum akhirnya barzah terselip di benak ingatanmu.

Selepas banyak hal yang belum mungkin, kepastian adalah membuka mata, yang tersisa bening sepimu.

Abdul Jalal.
2019.

7.
LAGU SUNYI BARU

6.
IZINKAN AKU MENJADI PENULIS

Hujan petir di tanah-tanah peradaban jatuh
Tempat tinggalku, aku basah mengarungi kesendirian sebagai seseorang yang ingin terus memberi tulisan-tulisan kepada
Kepada siapapun itu

Tapi, orang-orang menghardikku, mereka bilang. Kata-kata bukan kenyataan. Puisi adalah puisi bukan nasi. Novel hanya novel bukan kenyataan.

Karya-karya dalam bentuk buku hanya diapresiasi satu dari sekian milyar orang di kotaku. Aku dibunuh pendapat sederhana itu. Aku ditikam, mati-matian aku menyelamatkan diriku dari pembunuhan.

Keluargaku, kekasihku, dan umat-umat manusia materialistis selalu melibatkan karya dengan angka.

Padahal mereka sendiri, tak mengerti mengapa mereka memilih menyiksa manusia yang sepertiku memilih jalannya sendiri.

Abdul Jalal di Tangerang, Banten.
Ramadhan, 2020

5.
TAHUN-TAHUN KEGILAAN

Musim indah seketika musnah, saya meratapi setiap kepergian di antara pohon, batang dan daun-daun yang berguguran

Saat negara api menyerang, seketika semua berubah

Dahulu… yang kau sebut kehidupan, bagiku itu cinta

Dan mereka berkata bahwa aku telah lama menjadi gila
Menjadi bla… bla…

Setiap hari aku hanya bisa tertidur tanpa tahu kegiatan apa yang mesti aku lakukan pada hidup

Aku tidak tahu bagaimana cara menyikapi setiap yang terjadi dengan tangisan atau dengan senyuman

Kata-kata dan bahasa telah lama hancur; bagaimana cara menggambar dunia dengan mata kepala?

Semua terasa sungguh berat; saat kau tak ada di sini

ABDUL JALAL HM
Tangerang 2021

4.
PILIHAN HIDUP

Pagi ini
Tiba-tiba angin berhenti berhembus, aku ingin menulis sesuatu yang sudah sangat lama ingin kutulis…

Kau manusia dan aku-pun sama. Aku sudah tak paham lagi bagaimana cara mengalir atau dengan melawan arus, kini yang aku tau cuma tentang diam atau gerak, selebihnya aku tidak punya jawaban

Saya tidak begitu mengerti, bahkan kadang bertanya; mengapa orang-orang bisa memilih hobi, pekerjaan dan cinta sebagai sesuatu bagian dari hidup.

Memilih mengikuti nasib yang mengalir atau melawan dirinya untuk meraih nasib yang diinginkannya, aku tidak punya keraguan dan keyakinan untuk hal demikian

Sebab, aku mudah tertidur

Ada sedikit hal yang aku tau dari memilih; melewati lika-liku senang dan sedih. Tapi apa kamu tau jenuh? Ia seperti jeda di antara senang dan sedih dari pilihanmu yang menjaga dirimu sendiri; sebuah istirahat yang cukup dengan atau tanpa cinta

Kadang aku bertanya sendiri mengapa mereka memilih menjadi seorang agamawan, budayawan, politikus atau tokoh di masyarakat? Apa karena sambungan biologis latar belakang keluarga yang menurunkan sebuah generasi atau ada hal lainnya? Sementara, aku tidak punya jawaban dan tidak tau mengapa

Menjadi seorang tokoh; artinya menjadi bintang yang mudah diganti dengan bintang lainnya dan dekat dengan menyala dan keredupan cahayanya

Atau berapa banyak orang memilih menjadi ahli bisnis atau seorang pekerja? Aku tidak punya jawaban. Mungkin karena kebutuhan atau sudah semestinya? Tapi itu terlihat membosankan menjadi pekerja dengan aktivitas monoton yang begitu-begitu saja

Pergi pagi-pulang siang atau pergi siang-pulang malam atau bisa pulang pagi-pergi malam. Aku sungguh tidak begitu paham

Dan beberapa yang memilih menjadi pembisnis atau pengusaha dengan menjadi sendiri; berpikir setiap hari dan menghitung angka setiap menit di kepalanya. Sungguh berat sekali, bahkan harus mampu menebak musim dan cuaca. Seperti cocok atau salah mencocokan situasi dan kondisi potensi

Aku tidak begitu tau jawabannya.

Beberapa orang lainnya memilih menjadi seorang abid negara dengan diperbudak aturan-aturan yang setiap waktu berubah-ubah tak jelas ke mana maksudnya, aku tidak paham

Hidup memang misteri bagi tanda-tanda yang sulit dibaca mata manusia

Dan jalanan sepi

Dan hanya Dia
Tuhan yang Maha Mengetahui segalanya.

ABDUL JALAL HM
BANTEN 2021

3.
ORANG LAIN

Ah, rasanya malam ini saya mesti menulis kata-kata seperti yang sudah lama ingin diungkapkan

Orang-orang bilang hidup adalah perjuangan mesti punya target jangka pendek dan panjang tapi beberapa lainnya memilih mengikuti nasib mengalir saja

Saya? Tidak punya jawaban

Orang-orang dilahirkan kemudian diberi pendidikan lalu bekerja dan menikah kemudian memiliki anak keturunan lalu meninggal, sementara ada yang belum sempat lahir sudah tiada atau baru saja lahir dan meninggal

Atau takdir-takdir lainnya

Saya? Tidak punya jawaban lagi

Beberapa orang setelah melewati fase anak-anak, menjadi dewasa dan liar

Mulai memimpikan mimpi-mimpinya mendalami minat bakatnya, menjalani berbagai profesinya…

Tapi saya? Dan tidak punya jawaban lagi.

Dunia memang tidak stabil dan selalu misteri

Saya? Tidak punya jawaban seterusnya sampai mati.

ABDUL JALAL HM
2021

2.
KEPADA UMI

Kepada Umi

Mengapa setiap kali saya melangkahkan kaki saya selalu berbalik arah…

Pulang ke rumah.

Mengapa bu?
Jujur, saya selalu takut bu…

Iyah bu…

Saya paham banyak bakat di dalam diri ini…
Tapi, kenapa saya seolah-olah tidak ingin…

Misalnya, hari ini beberapa orang mengenal saya sebagai penulis yang memiliki banyak buku… tapi tubuh jarang tampil sebagai seorang seniman di atas dunia nyata
Saya takut Umi… dunia ini menjelma setan yang siap merobek hati saya

Saya takut Umi…
Saya melihat beberapa orang yang dikenal sebagai ahli agama, seni dan politik berubah menjadi siluman

Beringas
pemangsa dan arogan

Saya takut Umi…
Keindahan dan kemegahan dunia mudah sekali menarik wanita, sehingga para tokoh menjadi gila doyan menggoda dan tergoda banyak tubuh-tubuh indah

Umi… saya benar-benar takut gemetar

Kekuasaan dan kegagahan masuk ke dalam jiwa merobek-robek kemurnian

Saya takut Umi…

Semisal menjadi seorang pekerja dan bangga dengan angka-angka sehingga melupakan dirinya; berpesta mabuk arak mulut dan saya takut itu terjadi
Dan
Menyewa tubuh-tubuh pelacur

Umi… Saya takut

Bila seorang gadis hanya menatap tubuh saya yang berlapis-lapis rupiah, tahta dan kemegahan

Menjadikan cinta kehilangan fitrahnya

Tapi, Umi…
Saya perlu memilih profesi atau mendalami bakat sehingga lebih realistis tapi… Umi….

Tapi… saya takut serigala di dalam diri buas dan rakus menuju keganasan akan dunia

Saya takut, gigil…
Gemetar saya

Hidup seperti hutan; gelap dan jalanan tanpa peta

Ke mana Umi…?
Ke mana… ini saya

Seorang Ibu yang saya sebut Umi… tertidur tanpa menjawab satu pun pertanyaan

Dan malam
Keheningan tanpa nama
Merebahkan warnanya

Dan besok
Kehilangan kita.

2021.

1.
PERGI KE LUAR ANGKASA SEJAK 2019

Semusim hujan di Januari seperti tanda baru bagi setiap manusia di bumi. Kemudian orang-orang teriak-teriak. Berlari ke sana ke mari. Sementara aku sudah pergi

Ceritanya begini; dikabarkan Covid-19 terjadi dan tiba-tiba semua jadi kacau. Apalagi pemerintah yang terus ngebacot di sana-sini menghadirkan persoalan menjadi-jadi tambah rumit, para karyawan ngejerit sejadi-jadinya sambil memegang perut anak istrinya dan semua profesi orang-orang kehilangan kesejahteraan

Anak-anak sekolah melamun di depan rumah sambil membuka game-game online yang dirancang untuk pembodohan di seluruh negara. Dan ternyata saya tertawa, melihat orang-orang gila. Masih tertawa di jalanan dengan bahagia.

Kemudian para tokoh mati satu persatu, entah mengapa. Hidup makin kacau di bumi orang-orang.

Tapi maafkan saya, karena saya telah pergi ke luar angkasa sejak sebelum itu semua terjadi.

ABDUL JALAL HM
BANTEN, FEBRUARI 2021.

TAMAT.