
Pada Ahad 17.01.2021, sebanyak 10 buah sajak Isbedy Stiawan ZS telah tersiar di akhbar Nusa Bali (Redukturnya Umbu Landu Paranggi) . Pihak editorial portal ESVA ini mengucapkan syabas kepada sdr Isbedy atas pencapaiannya itu.
SIARAN
SEPERTI KEMARIN
seperti baru kemarin
kita bertemu. berbincang
tentang malam
juga jalanjalan
mungkin batu sekelokan
kita lepas tangan
yang tadi bergenggaman
di meja saling tatapan
dan malam berikut
kau dulu diajak
tamasya ke negeri jauh
aku tak lagi bisa
menjangkaumu
: kian berjarak
PUISI SUNYI DAN DIAM
kalau kau habisi katakata ini
dari mana lagi kudapat
untuk mengatakan sesuatu
dalam puisipuisiku?
cukup satu kata
dulu sekali kau berikan
padaku, lalu tak henti
kubaca dan aku baca
bahkan hingga ke balik
hurufhuruf itu. katamu:
“lebih rahasia dari ajalku.”
kalau sudah habis katakata
dengan apa lagi kutulis puisi
yang paling sunyi dan diam?
BATAS WAKTU
kau memanggil
berulang memanggil
aku gigil
benarbenar menggigil
disuruk matahari
yang turut hilang
Tuhan, batas waktuku?
ANGGUR DAN TIDUR
kau pernah mengajakku
ke suatu ruang dan sebuah
anggur di meja dekat
pembaringan. katamu, “boleh
pilih anggur atau tidur.”
aku berdiri. di luar taman luas,
dedaun hijau, aroma bunga,
sungai jernih
aku bergegas ke taman
di situ ada sepasang kekasih
yang menyiang buahbuah;
“kami dulu diberi kuasa rawat
kebun di sini….”
esok hari kami dikutuk. terusir dari tempat
ini karena mencuri sebuah. buah yang manis
rasanya, dan kami mabuk. mabuk oleh cinta
Cinta…
sebuah,
IA DENGAR MAUT MENGHAPIRI
sebaiknya sudahi perjalanan ini
selesaikan percakapan di sini
setelah itu kita tak lagi memikirkan
jadwal pertemuan; kalau berpisah
lebih bagus, bukan? tuan akan
meneruskan perjalanan, aku juga
akan menemu arah matahari benam
— saat itu barangkali aku
lupa pada rindu — tuan pernah singgah
di mana aku tak lagi ingat, meski bekas
jejakmu masih ada di mataku. ketika
malam tuan mengetuk pintu rumahku
pelanpelan kubuka gerendel
suaranya gaduh, jadi musik dini hari
seseorang yang tidur akhirnya bangun
“ia sangka ada kereta datang.”
“ia dengar maut menghampiri.”
jangan bermimpi! kita sudah sampai
sesaat lagi siapa dulu yang jalan
: tuan?
TERBANG
/1/
ilalang di tepi halaman
bergoyang – seperti
penari? – saat lewat,
dan lambainya: mengingatkan
aku pada senyummu
sebelum kau lupakan aku
sesudah kau hadiahi aku
dengan embun dari
ujung daun. aku terima
agar kelak kuperoleh
lebih dari tetes air itu
entah itu…
/2/
kau pergi duluan
sayapmu bawa terbang
aku kini ingin memburu
ajak aku, ajak aku
kedua sayapku siap kepak
tubuhku kini sudah ringan
sudah ingin terbang
serupa burungburung
seperti pesawat itu,
seperti…
NAMAMU
namamu kucari di tumpukkan buku
halamanhalaman mulai berdebu
KGM 121120.
JALAN
aku tinggalkan jalan setapak itu
rerumputan tak menyimpan jejakku
RUMAHMU
rumahmu selalu kutuju
biarpun tak kulihat kau di situ
tapi, aneh, aku datang dan datang
SAHABAT
kini kita adalah sahabat
aku bercerita untukmu
Profil Penulis
Isbedy Stiawan ZS, lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di kota kelahirannya. Ia menulis puisi, cerpen, dan esai juga karya jurnalistik. Dipublisakan di pelbagai media massa terbitan Jakarta dan daerah, seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Media Indonesia, Tanjungpinang Pos, dan lain-lain.
Buku puisinya, Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud RI (2020), Tausiyah Ibu masuk 25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua dinobatkan sebagai 5 besar buku puisi pilihan Tempo (2020).
Alamat Permata Asri I.7 No.17, Karanganyar, Jatiagung, Lampung Selatan. Kontak person 082178522158 (HP/WA).

NOTA
Nusa Bali ialah satu-satunya media cetak di Bali yang masih mempertahankan halaman sastra (khususnya puisi); dulu Bali Post, Tribun Bali, Den Post dll, masih ada halaman sastra setiap edisi Minggu; sekarang sudah tidak. Informasi dari: Kambali Zutas (Koordinator Gaksa@Bali).
TAMAT.