Muhammad Rois Rinaldi, penyair Indonesia kelahiran Banten, 08 Mei 1988. Semenjak 1998 (ketika ia berusia 10 tahun), ia sudah mengisi panggung-panggung sastera sebagai deklamator, sebelum akhirnya dikenal sebagai seorang penyair. Karya-karyanya dimuat di media massa dan di buku-buku bersama, lebih dari 10 kumpulan puisi, esai, dan cerita pendek.
Karya terbarunya: Terlepas (Pustaka Senja Publishing, 2015) dan Noor Aisya: Karya dan Kiprahnya (Pustaka Senja Publishing, 2015). Bukunya yang bertajuk Sastracyber: Makna dan Tanda terbitan eSastera Enterprise terpilih sebagai buku terbaik eSastera selama 10 tahun terakhir (2005-2015) di Malaysia (HesCom eSastera, 2015).
Selama lima tahun berturut-turut, ia meraih anugerah/penghargaan sastra lintas negara: Juara 1 menulis Sayembara Menulis Puisi Tiga Negara (PBKS, 2011); Juara 1 Sayembara Menulis Puisi Tiga Negara (2012); Tokoh Sastra Indonesia 2013 (E-sastera Malaysia, 2013); Anugerah Utama Penyair Siber (E-sastera Malaysia, 2014); Anugerah Utama Puisi Dunia (Nusantara Melayu Raya, 2014); Tokoh Sasterawan Siber (eSastera, 2015); Anugerah Travelog (E-sastera, 2015); dan lain-lain.
Beliau ialah Presiden, Lentera Internasional dan pendiri Rumah Baca Bintang Al-Ikhlas, Banten.
Kini Rois menjadi Ketua II, Gabungan Komuitas Sastra ASEAN (Gaksa) merangkap Koordinator Gaksa@Banten. Beliau dan kempulannya mengurusi Gaksa dan Rumah Sasra ASEAN di Cilegon, Banten.
Foto (bawah): Rois bersama isterinya. (Bernikah pada 9.08.2020).

KARYA DI PORTAL E-SASTERA VAGANZA ASEAN
DEKLAMASI:
. Aroma Kopi Yang Kugemari . Makmum Di Saf Ke-1 .
KURSUS:
. Lima Kesalahan Umum Peserta Lomba Baca Puisi . Puisi Itu Apa? .
<SAJAK>
. Lagu Koplo Untuk Presiden .
<TEATER>
. RITUS .
TAMAT.