
Kembali angin
menyajikan ingatan,
Pertemuan di angan
tak sampai-sampai.
Puisi memeram rindu
kau telah lama debu.
Namun persahabatan
takkan abu-abu, takkan abu.
Isyarat kedekatan bathin
kau, aku satu: ciptaan.
Puisi melahirkan kesaksian
yang teguh, takkan pernah rapuh.
Meski riuh, meski puyuh
tetap utuh dalam cinta kasih Allah.
Oleh:
Moh. Ghufron Cholid
Paopale Daya, 18 Juli 2019