Turun dan jatuh satu persatu
air dan hujan
barangkali hidup yang tak juga terpisah
di antara tanggal-tanggal yang basah
Sesekali kupandangi jendela tua di pojok kamar
tak ada apa-apa
hanya udara yang meresap di kaca rumah
tergambar sketsa dunia dari buih-buih cuaca
tentang yang dingin dan membekukan dada
Menggigil tubuh tua
jiwa bergetar, lagi-lagi hujan
entah mengapa
kau dan aku masih saja
saling bertanya
kapan reda?
Detik-detik merambat membawa segala yang ada di langit
runtuh
tumbuh,
musim berganti dan dedaunan menghijau, bunga-bunga yang hampir mati,
kini hidup lagi.
Oleh:
Abdul Jalal
Indonesia.
TAMAT.