Bil. 2/2018
SAYEMBARA MENULIS PUISI 25.12.2018.
Tema: TSUNAMI BANTEN.
Genre: Sebarang puisi moden mahupun tradisional.
Tempoh: 25.12.2018-31.12.2018 @ 11:59PM.
Hadiah: RM100.
Siaran: Semua karya akan disiarkan di portal e-Sastera.Vaganza ASEAN.
e-SasteraVaganza.net
Selasa 25.12.2018 12.02PM
PENYERTAAN
- As Syramy.
- Abdul Jalal Al-Bantani.
- As Syramy.
- Yajuk.
- Yajuk.
- Dimas Indiana Senja.
- Dimas Indiana Senja.
- CT Nurza.
- As Syramy.
- Adi Wahab.
- Citranalis.
- Ibnu Din Assingkiri.
- Jefri Ariff.
- Citranalis.
- Jefri Ariff.
- Citranalis.
- M. Haniff Romainoor.
KARYA
1.

SAJAK : ANAK KRAKATAU MENYAPA
Sesekali Anak Krakatau menyapa
berkepul asap ke ruang udara
muntah lahar api menyala
runtuh sisinya kejutkan lautan
latah lautan, ombak bergulung.
Tsunami pun datang di Selat Sunda
menjilat bangunan
melahap kediaman
mencabut nyawa
melukakan badan
ada yang hilang entah ke mana.
Banten menangis
teriaknya kejutkan dunia
airmatanya undang simpati
kepala negara dan rakyat biasa.
Bencana itu satu ujian
satu teguran untuk ingatan
bahawa Allah Maha Kuasa
bukan untuk dicaci-cerca
dengan andaian yang bukan-bukan.
-As Syramy
Bendang Pauh, 26 0000H Dis 2018
2.
Entah Mengapa
Seorang bocah ingin berkata kepada Ibunya, tentang suara yang belum sempat dikeluarkannya.
Mata air dari air matamu, menerjang dalam kepedihannya. Merenggut nafasnya.
Apa kabar Ibu?
Apa kabar anak-anakku?
Apa kabar Ayah?
Entah mengapa, ada yang hilang dari pertanyaanku.
Di manakah aku?
Aku di mana?
Di mana-mana, tangisku.
Tasikmalaya 2018
(Abdul Jalal Al-Bantani)
3.

PANTUN : JOM BANTU BANTEN
Anak kerbau tidur bersandar
Datang kura-kura terlanggar dada
Anak Krakatau muntahkan lahar
Laut bergelora tsunami melanda
Kain dijemur di tengah panas
Kain benang Batik Jawa
Selat Sunda ombaknya mengganas
Hancur bangunan meragut nyawa
Pergi memancing si ikan puyu
Duduk berteduh di pokok Halban
Warga Banten merintih sayu
Hulurkan bantuan ringankan beban
-As Syramy
Bendang Pauh, 31 1656H Dis 2018
4.

5.

6.
Tragedi Anyer I
di sini, pertemuan darat dan laut
juga rindu dan maut, segala doa
dirapal, ditebar, dan saling berpaut
waktu nisbi: kalender pucat pasi
penyesalan tak kunjung menemu arti
saat Tuhan memintanya kembali
dan Anyer serupa anyir darah
nempel di kepala peziarah
dalam tubuh penuh pasrah
Dimas Indiana Senja.
Bumiayu, 2018.
7.
Tragedi Anyer II
segalanya remuk redam
menyisakan luka dan lebam
laut menuliskan nasibnya sendiri
dan kita hanyalah butir pasir yang remah dan lemah
semesta menentukan hukumnya sendiri
dan kita bersiap untuk pasrah dan menyerah
hari menjadi sedemikian lama
sedari malam yang mengirimkan asin doa
dari seluruh penjuru mata angin
untuk sekadar mengusir lelah dan dingin
ada daun yang tanggal, airmata abadi dalam sesal
langit turut berduka, menurunkan hujan di sela mata
para mufasir waktu yang lupa alamat kembali
dalam hari-hari yang penuh tanda dan misteri.
Dimas Indiana Senja.
Bumiayu, 2018
8.
Tanka : Ngeri

Ganas menggulung
gelombang Selat Sunda
mangsa disedut
lenyap jeritan ngeri
dalam sekilas pandang.
CT Nurza
Malaysia
31 Dis 2018
1:36 tghri
9.
HAIKU : BANTEN MERINTIH

Banten merintih
letus Anak Krakatau
Tsunami Sunda
-As Syramy
Bendang Pauh, 31 1212H Dis 2018
10.

11.

TSUNAMI BANTEN MENJENTIK NUBARI
Saat petir berdentum
kilat sambar menyambar
meledaklah Gunung Anak Krakatau
mengejutkan seluruh warga
memuntahkan lava-lava pijar
meletus bagai petanda
tsunami bakal melanda
di Banten dan Lampung
pada sabtu yang lalu.
Demikian ombak sesekali menerjah
laut yang tenang merubah pandang
ombak gergasi datang berhambatan
memanjat tebing dan hotel mewah
menghempas musnah bangunan agam
sehingga bumbung-bumbung hanyut
ditenggelami air dan
nyawa pun direnggut ganas.
Tsunami Sunda jadi ingatan
kehilangan mangsa sukar ditemukan
sebahagian telah dijemput ajal
Gunung Anak Krakatau terbelah dua
tatkala letusan dahsyat melanda
bongkahan gunung jatuh ke laut
gelombang tsunami tinggi menghempas
pecah terbelah perahu nelayan
hancur musnah di tengah lautan
air jernih menjadi keruh
berubah bau bercampur belerang
berlumpur hitam laksana kopi
bencana tsunami menjentik nubari
semoga tragedi tak berulang kembali.
CT Nurza
Malaysia
31 Dis 2018
7:59 mlm
12.

13.
TSUNAMI BANTEN
Malam yang indah
Bintang juga menyuluhi BANTEN
Rakyat jelata bersorak gembira
Kelurga, rakan, seluruh alam mengukir senyuman dan tawa
Menunggu tahun baru
Meniti hidup bersama tercinta
Berazam suka dan duka
Angin menjadi sepi
Ombak pula berlari kencang
Menutupi tanah BANTEN
Tanpa kabar dan berita
Awal ku pikir salam ketengan
Rupanya bencana alam
Kini deras datang menghempap
Manusia seperti ikan mencari nafas
Air menelan habis-habisan
Tiada daya melawan ciptaan tuhan
Ya BANTEN
Kau mengulangi sejarah semula
22hb Disember 2018
Waktu menunggu detiknya
Lingkungan jam sembilan setangah malam
Semua hilang entah kemana
Bagaikan dunia duduk bersendirian
hanya bertemankan sepi
Duka pula yang ku terima
Hangat menjadi berita dunia
Adakah ini ujian?
Adakah ini peringatan?
Atau musibah melanda?
Bukan ini ku pinta
Berat sungguh menerima
Namun sudah takdir BANTEN
Tidak dapat ku ukir semula
Hanya ku pinta
Aman dan sejahtera
Tiada titik hitam lagi
Moga BANTEN dilindungi
Jefri Ariff.
14.

TSUNAMI
Ketika anak Krakatua meletus
memuntahkan larva di Selat Sunda
laut dan langit menjadi kelabu
ratapan kesedihan tidak berkesudahan
kampung menjadi ranap
dalam timbunan runtuhan
mayat-mayat dihanyut
ombak ganas
pantai Anyer menjadi saksi pilu
pada sebuah kehilangan
citranalis
Penghujung Disember 2019
15.

Jefri Ariff.
16.

17.
amukan sang anak krakatau
meluluh lantakkan darat
masin laut menggauli tanah pamah
melamar jasad dan air mata
Tubuh dan rangka kecut terendam duka
sementara anak krakatau terus memuntahkan asap..
meracuni mega dan udara
apa bernoktah kah ceritera ini????
M.Haniff Romainoor
Pantai Dalam
1 Januari 2018
TAMAT
KEPUTUSAN
Sukar untuk menentukan pemenang kerana keterlibatan genre puisi yang berlainan. Pengadil memilih yang berikut berasaskan kualiti ikut genre serta pemaparan yang menarik.
Pemenang RM100: (Paid)
Peserta 16: Citranalis.
TAMAT.